Captain America Pointer

Rabu, 21 September 2011

Cinta...??????


Masih Tentang Cinta. Sudah berapa banyak mungkin ratusan ribuan, bahkan jutaan hingga milyaran. Kata cinta terlontar dari bibir manusia yang rapuh. Dari mulai presiden hingga pengamen, kaum agamis bahkan atheis pun semua berkata cinta, cinta dan cinta. Akan tetapi tentu berbeda konteks, arti dan makna dari tiap2 person tersebut dalam berbicara mengenai cinta. Seolah-olah dunia ini menjadi bising karena bunyi dari kata cinta tersebut.
Begitu juga demikian halnya dengan banyaknya karya seni yang “mengeksploitasi cinta” sebut saja mulai dari film, lagu, buku, lukisan, cerita rakyat, dan lain-lainya yang memang sudah terlalu banyak untuk dituliskan dalam media yang terbatas ini. Seakan cinta menjadi sebuah tema besar kehidupan (termasuk tema besar status facebook). Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga ini menurut Bang H. Rhoma Irama. Lain lagi dengan Agnes Monica yang bilang bahwa Cinta ini kadang tak ada logika (bingung). Menurut Afghan bahwa Cinta ku bukan cinta biasa (emang beda biasa sama yang gak biasa, apa Ghan?). Bahkan d’Masiv berbicara bahwa Cinta ini membunuhku (luar biasa!!).

Berbicara cinta saya juga teringat dengan ungkapan salah satu teman saya. dia bilang bahwa cinta itu seperti (maaf) buang angin. Ketika ingin dikeluarkan malu, akan tetapi kalau tidak dikeluarkan juga dapat menimbulkan penyakit!!
Kenapa manusia sering sakit terhadap cinta? Karena ditinjau dari istilahnya saja, seseorang yang merasakan hebatnya, dahsyatnya, indahnya, manisnya cinta dikatakan bahwa ia sedang “jatuh cinta”. Jika seseorang jatuh baik sengaja maupun tidak sengaja. Maka ia akan merasakan sakit, dan itu pasti tidak bisa tidak untuk menghindarkan kata jatuh dengan kata sakit atau kata yang bermakna sama.

Kenapa kita bisa berkata bahwa Romeo itu orang yang ganteng, tampan plus rupawan. Begitu juga dengan Juliet kenapa kita bisa yakin bahwa ia sosok wanita yang cantik, menarik, yang dapat membuat Romeo melirik.
Begitu pula dengan tokoh-tokoh fiktif mengenai kisah romansa cinta lainnya, seperti Fachry, Maria, dan Aisyah di film ayat-ayat cinta. Atau Isabella Swan dan Edward Cullen di dalam cerita Twilight (heran, setan koq bisa-bisanya ganteng ya??). Di kisah-kisah lama pun seperti tak mau ketinggalan seperti Rahma dan Shinta, Sleeping Beauty, Snow Whites dan lain-lain kesemua tokoh-tokoh utamanya (entah kita yang membayangkan atau narasi ceritanya memang berkata seperti itu) pastilah orang-orang yang mempunyai wajah yang rupawan dan cantik nun jelita. Malah orang-orang yang menjadi musuhnya bisa dibilang memiliki wajah yang agak kurang dibanding tokoh-tokoh utama tersebut. Seakan-akan tidak ada cinta untuk orang-orang yang tidak tampan atau cantik (walaupun ada yang bilang bahwa rupawan atau tidaknya itu relative, tapi realisasinya yang jelek itu mutlak hukumnya. Hhehe maaf lho kalau yang ini mah bercanda doang).
Kalaupun ada cerita yang tokoh utamanya tidak rupawan. Itu hanya sekedar untuk awalan saja. Toh akhirnya tokoh-tokoh itu akan menjelma berubah menjadi sosok pangeran yang cakep, putri yang cantik dsb,dsb. Seperti Beauty and the Beast, Princes Frog, atau kalau di Indonesia -nya Lutung Kasarung.

Pandangan manusia menjadi indah ketika melihat hal-hal seperti itu. Dan ini hanya pandangan bahkan terkadang malah hanya menjadi fatamorgana belaka. Salah seorang teman pernah berkata bahwa cinta adalah sebuah penipuan. Karena didalam cinta (masih menurut teman saya) terjadi proses keberpura-puraan untuk menjadi sosok yang terlihat sempurna dihadapan hal-hal yang ia cintai. Manusia menipu dirinya karena cintanya. Padahal Allah –lah tempat kembali. Ini menunjukkan bahwa semua yang sudah disebutkan akan hilang karena ketidak sempurnaannya.
Mencintai hal yang tak sempurna berarti sudah harus siap resiko menerima sakit, kecewa perih, atau kata lain yang bermakna sejenis. Sangat wajar, karena memang apa yang dapat kita harapkan dari hal-hal yang tak sempurna?. Toh semua akan kembali ke Yang Maha Esa. Sangatlah aneh jika makhluk yang tak sempurna mengharapkan kesempurnaan dari hal-hal yang sama seperti manusia, yaitu ketidaksempurnaan. Manusia bukan suatu hal yang sempurna, karena secantik-cantiknya atau setampan-tampannya perempuan atau pria. Tetap saja jika ia buang angin (maaf sekali lagi maaf), baunya tetap saja tidak enak!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar